Ternate, Reportmalut.com — Dalam upaya memperkuat pemahaman dan kapasitas pengelolaan program pendidikan kependudukan di lingkungan sekolah, Kemendukbangga/BKKBN) Perwakilan Provinsi Maluku Utara bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ternate menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Teknis Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di Kota Ternate.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (5/8) ini diikuti oleh para guru dan pengelola SSK dari berbagai sekolah, dengan tujuan meningkatkan kualitas implementasi program kependudukan dalam kurikulum dan lingkungan sekolah.
Kepala DPPKB Kota Ternate, Rajamn, SKM, M.Kes, dalam sambutannya menekankan bahwa pendidikan kependudukan menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter generasi muda.
"Pendidikan kependudukan merupakan bagian penting dalam membentuk karakter dan kesadaran generasi muda terhadap isu-isu strategis seperti kependudukan, kesehatan reproduksi, pembangunan berkelanjutan, dan perencanaan kehidupan berkeluarga," ujarnya.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, antara lain Rini Burhan, SKM dari DPPKB Kota Ternate serta Eka Windahwati, S.Pd, selaku pengelola SSK dari SMPN 7 Kota Ternate.
Julfa Sanusi, yang mewakili Ketua Tim Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Maluku Utara, menyampaikan harapan agar pembinaan ini dapat menjadi tonggak awal penguatan pelaksanaan SSK di sekolah-sekolah. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan aplikasi SiMonev Penduk untuk memantau dan mengevaluasi implementasi SSK secara berkala.
Sebagai bentuk apresiasi, Kemendukbangga/BKKBN RI menganugerahkan piagam penghargaan kepada SMPN 7 Kota Ternate atas dedikasinya sebagai SSK terbaik tingkat provinsi. Selain itu, Kemendukbangga/BKKBN Malut juga memberikan satu unit komputer/PC kepada sekolah tersebut guna mendukung kegiatan pembelajaran berbasis kependudukan.
Kemendukbangga/BKKBN Malut berharap seluruh sekolah di Kota Ternate dapat mengelola program SSK dengan lebih maksimal, kreatif, dan berdampak nyata. Upaya ini dinilai penting dalam mencetak generasi muda yang paham isu-isu strategis seperti bonus demografi, stunting, pernikahan usia dini, hingga kesehatan reproduksi remaja.
