Bogor-Masalah anjloknya harga kopra yang terjadi di Maluku Utara mendapat perhatian serius dari semua kalangan. Aksi memprotes jatuhnya harga kopra bahkan sampai di gerakan mahasiswa di berbagai wilayah, diantaranya Makassar, Yogyakarta dan Jakarta.
Melihat fenomena ini, mahasiswa Maluku Utara yang menempuh studi di Kota Bogor juga ikut terpanggil dan menyuarakan kondisi harga kopra maluku utara di level nasional yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Petani Maluku Utara Bogor
Gerakan awal yang dilakukan adalah dengan menelah permasalahan mendasar terkait anjloknya harga kopra dimalut dengan membentuk forum diskusi yang menghadirkan empat pemateri dari Institut Pertanian Bogor yakni Fauji Yamin, Iswandi Wahab, Sarif Robo, dan Ismail Sangadji. (09/12)
Turut hadir dalam diskusi, IPM-HT Bogor, Permata Jabodetabek, Formit UNPAK dan HMI Komisariat Univ. Pakuan Cabang Bogor yang merasa terpanggil untuk turut sama-sama mencari solusi dan memberikan gagasan mendalam perihal anjloknya harga kopra di Malut.
Diskusi yang dipantu oleh ketua IPM-HT Hardi Anwar di buka dengan permasalahan mendasar secara teoritik dan sampai pada kondis riil dilapangan. Dengan merunut berbagai permasalahan dari tingkat pasar internasional hingga rantai pemasaran, kepedulian pemerintah dan kreativitas masyarakat dalam mendorong terciptanya produk unggulan kelapa merupakan sekian pembahasan yang dihadirkan dalam diskusi ini.
Hardi sendiri mengatakan diskusi ini bertujuan untuk mendorong kami dalam melaksanakan sebuah gerakan aksi dalam rangka mendesak pemerintah mensterilkan harga kopra dan mendesak pemerintah mengeluarkan Perda demi mensejaterahkan petani Khususnya Maluku Utara.
"Selain rekomendasi itu, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh forum dan akan di diskusikan secara internal dan kemudian akan di tindaklanjuti dengan gerakan aksi" ungkapnya
Dirinya menambahkan bahwa selama ini mahasiswa yang menempuh pendidikan di Kota Bogor sangat minim melakukan gerakan aksi walaupun sering melakukan diskusi dan menghimpun ribuan ide, maka momentum ini akan kami gunakan sebagai awal perjuangan kami ke Malut serta menancapkan nama Maluku Utara di kanca nasional
" Sebab bogor merupakan simpul nasional yang akan didengar maka kami akan mendorong agar permasalahan kopra akan menjadi isu nasional yang harus diseriusi pemeritah pusat"
Gerakan yang kami lakukan Insha Allah akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 12 Desember 2018 dan diskusi kali ini tidak akan berhenti disini sebab kami akan melaksanakannya secara berkelanjutan dengan mengundang semua teman-teman timur yang ada di Kota Bogor. Tutupnya (fy)