SANANA-Proyek pembangunan bendungan irigasi di Desa Kaporo hingga kini belum juga selesai. Proyek yang berada di Kecamatan Mangoli selatan ini, dikerjakan oleh PT Amarta Mahakarya dengan menggunakan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2018 senilai Rp. 9,5 milyar.
Sampai saat ini proyek tersebut masih saja terbengkalai, hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Zulfahri Duwila, kepada awak media" Senin (11/03).
"Kemarin kami ke Desa Kaporo untuk meninjau langsung pekerjaan proyek di lokasi tersebut. Disana kami temukan ada beberapa pekerjaan yang sementara di kerjakan yaitu saluran induk beserta beberapa saluran lainnya. Selain itu, kami juga menemukan proyek bronjong dan juga saluran di persawahan baru di kerjakan sekitar beberapa meter, sedangkan panjang saluran kurang lebih satu kilo". Ungkap Wabup
Wabup juga menanyakan mengenai papan proyek kepada pihak pengawas akan tetapi pihak pengawas mengatakan tidak ada. "inikan aneh sekali, menurut mereka bahwa seminggu lagi pekerjaannya sudah kelar. Tetapi, dari hasil temuan kemarin dapat di simpulkan bahwa pekerjaan itu tidak akan selesai dalam satu minggu, akan tetapi satu bulan" tegas Zulfahri
Pekerjaan ini seharusnya sudah ada temuan. Namun, kenapa proyek yang benar-benar sudah bermasalah seperti ini tidak di jadikan temuan ? Salah satunya termasuk pasar Makdahi. Tanya Zulfahri.
Wabup mengatakan, pekerjaan proyek tersebut terlambat dikerjakan karena pihak kontraktor tidak seriusi dalam mengerjakan proyek yang ada, padahal semua ini menyangkut dengan kepentingan masyarakat tapi kenapa di biarkan begitu molor.
Waktu penyelesaian proyek tersebut kini telah diadendum sampai dengan akhir bulan Februari, sebab batas akhir waktu pekerjaan proyek tersebut telah berakhir pada bulan Desember tahun kemarin" ujar Zulfahri.
Perlu diketahui, Pekerjaan bendungan Irigasi Kaporo senilai Rp. 9,5 milyar tersebut dikerjakan oleh Ferdy Parangkuang yang masa kontraknya sudah berakhir.
(KS).
.jpg)
.jpg)
