SANANA, - Permasalahan pembagunan jembatan air Baleha, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Provinsi Maluku Utara (Malut) di tanggapi Plt Kadis PUPRKP Nursalleh Bainuru yang mengatakan sebelumnya pembangunan jembatan air Baleha yang dikerjakan oleh CV. Kharisma Karya memiliki nilai anggaran Rp 5,8 Milyar.
Namun, lanjut Nursalleh, terjadi pemotongan dari Menteri Keuangan akibat adanya pandemi Covid-19 sebesar Rp 2,5 dari anggaran Rp 8,5 milyar. Sehingga menjadi Rp 3,3 milyar. Olehnya itu, dari anggaran Rp 3,3 milyar tersebut akan dialokasin pada penyelesiaan tiang pancang, pembuatan lantai kerja dan pangkal jembatan (Abutment).
Tambah Nursalleh, tahun 2021 ini ada pengusulan anggaran tahap II lanjutan penyelesaian tuntas dengan nilai Rp 7,5 milyar.
" Jadi sekarang batas waktu pekerjaan masih sampai akhir Januari 2021 dan keputusan itu bukan kami yang ambil tetapi ada konsultan resmi yang di pakai untuk melakukan pengawasan jembatan air Baleha dan jembatan air Fuata serta jalan Kawata-Waisakai. Nah, mereka itu yang memutuskan secara teknis dan melakukan pertimbangan," ucap Nursalleh kepada Reportmalut.com, Sabtu (16/01).
Sebenarnya, lanjut Nursalleh proses pencairan belum sampai saratus persen karena saat ini terjadi transisi sehingga dirinya menjelaskan seperti apapun akan orang-orang tanggapi secara politis.
" Pencairannya belum sampai seratus. Kalian tahu pencairan seratus persen dari sapa ?. Saya cuman mau bilang saat ini terjadi transisi, maka walaupun saya menjelaskan seperti apapun pasti orang-orang menanggapi secara politis dan itu ketika muncul di grup Facebook Dad HIA TED Sua.Orang sudah mulai kait-kaitkan dengan jembatan air Bugis dan yang macam-macam. Saya tidak suka model-model begitu," kesalnya. (KS).