SANANA,- Warga Desa Sekom, Kecamatan Sulabesi Selatan sambangi kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) untuk menagih hutang material senilai puluhan juta kepada kontraktor pembangunan Jembatan Air Fuata yang dikerjakan oleh PT. Pelangi Persada Nusantara.
Kepada Awak media, Murid Sanaba mengatakan, dirinya bersama sejumlah warga Desa Sekom mendatangi kantor Dinas PUPR bertekad agar bisa bertemu pihak kontraktor jembatan air Fuata yakni, Ikram.
Hal ini dilakukan lantaran anggaran material berupa batu dan lainnya belum dibayar dengan nilai sekira Rp 101 juta.
" Anggaran tersebut sudah terhitung secara keseluruhan mulai dari biaya material, batu, pasir, kayu maupun biaya angkutan sampai biaya tak terduga. Terkait permasalahan ini saya sudah bertemu dengan pa Ikram Senin kemarin. Tapi, dia janji akan bayar pada hari Selasa. Sementara hari Rabu warga sudah datang ke rumah saya untuk menagih upah mereka. Tidak ada jalan lagi makanya saya perintahkan untuk sama-sama datang saja ke dinas PUPR sehingga ada kejelasan," ungkapnya kepada awak media, Kamis (18/03).
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kepsul, Nursaleh Bainuru berujar, mereka (warga red) mendatangi kantor Dinas PUPR untuk menagih biaya material batu di pembangunan jembatan air Fuata yang hingga kini belum juga di bayar.
" Sudah dijanjikan bulan kemarin, terus beberapa minggu kemudian dijanjikan lagi. Kemarin mereka ketemu sama Ikram dijanjikan hari Senin padahal sampai saat ini belum di penuhi makanya mereka datang. Jadi tadi saya sudah telefon pihak perusahan untuk mereka bertemu dengan Ikram selaku kontraktor agar segera selesaikan," ucapnya.
Sementara, Ikram yang juga selaku kontraktor mengelak biaya meterial yang belum dilunasi itu berjumlah hingga seratus satu juta.
Menurutnya, biaya material tersebut hanya berjumlah sekira Rp 50 juta sesuai dengan hitungan dari pengawas lapangan. Untuk itu, dia berjanji akan melunasi semua biaya yang menjadi tuntutan warga.
" Anggarannya masih ada, tinggal kalau hari ini atau besok mas Bram selaku penanggungjawab perusahaan memberi uang langsung kami bayar," tandasnya.
Selain itu, Ikram mangaku ada biaya tak terduga yang di hitung oleh pangawas sekira Rp 20 juta." Ya kalau dua puluh juta itu pengawas menghitungnya dari kami minum kopi maupun sering bermalam di rumahnya," Lanjut Ikram.
Progres pekerjaan di lapangan sudah mencapai 92 persen tinggal saja 8 persen yang belum dikerjakan." Target kami kalau progres pekerjaan 8 persen itu kurang lebih satu Minggu sudah selesai. Tapi nanti di kerjakan di tahap lanjutan," cetusnya.
Diketahui, PT. Pelangi Persada Nusantara mengerjakan pembangunan jembatan air Fuata tahap satu yang berlokasi di Kecamatan Sulabesi Selatan itu sejak 24 Juni 2020 dengan nilai anggaran Rp 3.236.197.000. (KS).