Ternate - Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) dan Aksi Perempuan Indonesia (API) menggelar aksi di depan RRI Kota Ternate (29/10). Aksi tersebut di lakukan dalam rangka merefleksikan kembali hari Sumpah Pemuda.
Menurut mereka sudah 90 tahun kita memperingati Sumpah Pemuda yang merupakan sebuah Persatuan Nasional untuk mencapai kemerdekaan. Namun realita yang terjadi saat ini Sumpah Pemuda hanya dijadikan pokok hafalan belaka sehingga kemerdekaan yang sesungguhnya hanya berada di atas puing-puing kepintaran yang sering di gunakan para elit politik saat ini. Sehingga Negara Indonesia masi hmengalami keterbelakangan ekonomi dan masih bergantung pada pihak asing.
Selain itu pemerintah Indonesia masih saja menerapkan UU nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal Asing. Sehingga Indonesia masih membangun kerja sama dan Bank Dunia atau Internatinal Monetary Fund (IMF) dan World Trade Organization (WTO) yang mengakibatkan sektor pendidikan di tanami oleh modal swasta asing (swastanisasi).
Hal mengakibatkan institusi pendidikan berubah menjadi institusi bisnis karena tujuan investasi modal adalah mendapatkan laba. Olehnya itu World Trade Organization (WTO) menetapkan pendidikan sebagai salah satu sektor industi tersier yang produknya berupa jasa pendidikan yabg di produksi untuk diperjual belikan dan menempatkan pendidikan dibawa rezim pasar bebas.
Ada tiga danpak yang di alami oleh pendidikan. Pertama, disorientasi kesadaran peserta didik, sekolah dan kampus disisipi propaganda pro pasar ketanaga kerjaan. Kedua, praktik pendidikan semakin paragmatis yang berunjung pada pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan pasar. Ketiga, pendidikan mengalami kesulitan dalam memainkan peran sebagai sarana produksi pengetahuan.
Irsal Jon selaku kordinator mengatakan merupakan “dimana pada tahun 2019 kita harus menganti haluan ekonomi,wujudkan pendidikan gratis dan menangkan Pancasila. Mengapa kami bawa isu wujudkan pendidikan gratis dan menangkan pancasila sebab kalau kita bicara hari ini haluan ekonomi Indonesia itu ekonomi liberal menurut pengkajian kami. Akhirnya ekonomi Indonesia yang mengarah pada ekonomi liberal kami arahan ke ekonomi kerakyatan sesuai pasal 33 UUD 1945”.
Dia juga menambahkan “aksi yang kami lakukan menuntut 4 hal, yakni :
1. Haluan ekonomi Indonesia harus di ganti dari ekonomi liberal menjadi ekonomi kerakyatan yang berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945.
2. Harus ad perubahan paradigma pendidikan nasional yang berorientasi profit/laba ke arah pendidikan yang memanusiakan manusia serta dapat di akses oleh seluruh rakyat Indonesia.
Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis.
3.Bangun persatuan nasional anti imperialisme sebagai kekuatan sejati rakyat indonesia”.
Aksi refleksi Hari Sumpah Pemuda ini berawa di Kantor RRI Ternate kemudian massa aksi bergerak ke depan Kantor Walikota. Di depan Kantor Walikota massa aksi melakukan pembakaran ban bekas. Aksi ini sendiri di kawal ketat pihak kepolisian. (ima)