-->
    |


Pembangunan Tak Terkontrol, Ekosistem Laut Terancam


Oleh : Samsul Yamin

Mahasiswa Jurusan Kelautan Universitas Khairun Ternate


Indonesi secara garis besar adalah bangsa yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Selain potensi mineral yang sudah dikelola juga mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) di perairan. Dimana, laut Indonesia 70% lebih besar dibanding daratan (30%). Selain itu, Indonesia sendiri di juluki sebagai negara kepulauan terbesar karena memiliki kurang lebih 17.000 pulau (Dr. Ir. Mimit Pramystanto mp).

Sumberdaya Laut yang paling di andalkan yaitu Ikan. Di Maluku Utara, dominasi produksi ada di beberapa wilayah, salah satunya ialah Kabupaten Halmahera Selatan (Bacan). Meskipun punya potensi ikan yang besar, potensi juga datang dari komoditi  udang, teripang, lobster dan lain-lain. 

Namun, potensi ini bisa terancam selain dari sistem budidaya dan pengelolaan juga faktor eksternal dan internal yang bertalian. Faktor tersebut antara lain; sampah, illegal fishing, dan segala praktek pembangunan lain.

Ilegal fishing fishing mislanya, penangkapanan tanpa ijin dapat menyebabkan over eksplotasi sehingga unsuru keberlangsungan di abaikan. Selain itu, illegal fishing membuat negara mengalami kerugian karena pendapatan rill tidak pasti.

Selain itu, belakangan terjadi abrasi karena bentuk pembangunan oleh manusia yang merusak ekosistem dan habitat hewan laut seperti Reklamasi di pesisir pantai di Kel. Kalumata. Di daerah lain,  batu-batu di ambil tanpa mempertimbangkan keadaan laut sehingga karang menjadi rusak dan habitat ikan dan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Dulu Keanekaragam hayati berupa terumbu karang sangatlah indah, tapi sering di lakukan pembangunan (Reklamasi pantai) dan lain sebagainya menyebabkan potensi laut yang tadinya beranekaragam hilang secara paksa. Sungguh sesuatu yang sangat di sayangkan

Akibatnya anekaragam Terumbu karang rusak bahkan hilang sehingga banyak Benih ikan yang kehilangan habitat mereka, selain benih ikan, penyu juga kehilangan tempat bertelur karena tempat bertelur di pasir sudah ditutupi tanah. 

Kondisi ini berpengaruh besar pada nilai ekologis dan ekonomi yang juga turut mempengaruhi pendapatan semua sektor kelautan dan perikanan.

Mengapa kita perlu memperhatikan laut? Sebab, sekarang saat ini banyak hewan laut yang sudah mulai punah. Jumlahnya sudah minim dan jika reklamasi terus berlangsung tanpa terkontrol maka akan punah satwa yang ada di sepanjang pesisir.

Untuk itu, pembuangan-pembangunan sejenis reklamasi bukan solusi. Yang perlu dilakukan ialah harus melestarikan kawasan pesisir dengan membudidayakan magrove agar lebih meningkat ekologis di laut. Satwa-satwa yang jumlahnya minim harus dilindungi karna mereka juga merupakan simbiosis mutualisme. Mari bersama kita jaga kekayaan laut Indonesia.

Komentar

Berita Terkini