Jayapura, reportmalut.com-Angin sore yang berhembus dari Pantai Hamadi, Jayapura, menjadi saksi sebuah momentum persatuan yang langka. Ratusan warga dari berbagai komunitas Maluku dan Maluku Utara di Tanah Papua berkumpul menyatakan dukungan penuh bagi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 2, Mathius D. Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (MARI-YO).
Namun sorotan utama bukan hanya pada yel-yel relawan atau orasi politik biasa. Dalam pidatonya, Mathius D. Fakhiri (MDF) menyampaikan sisi personal yang jarang terdengar: pengakuan akan darah Kesultanan Tidore yang mengalir dalam tubuhnya.
“Saya ini punya kakek dari Kerajaan Fatagar, yang punya hubungan langsung dengan Kesultanan Tidore di Maluku Utara,” ungkap MDF disambut riuh tepuk tangan massa.
Pernyataan itu bukan sekadar kisah leluhur, melainkan sebuah narasi sejarah yang menegaskan koneksi erat antara Papua, Fakfak, dan Maluku. MDF menegaskan, hubungan ini adalah jembatan sejarah, budaya, dan perjuangan bersama yang tak terpisahkan.
Fatagar: Jejak Sejarah yang Mengikat Papua dan Maluku
Kerajaan Fatagar mungkin asing bagi masyarakat luas, namun tidak bagi warga Fakfak dan Semenanjung Onin. Kerajaan ini didirikan oleh klan Uswanas dan mendapat legitimasi langsung dari Kesultanan Tidore, yang kala itu menunjuk Maraitat sebagai raja pertama.
Pengakuan MDF atas warisan sejarah ini menjadi simbol penting bagi warga Maluku-Malut yang telah lama hidup dan berkontribusi di Tanah Papua.
Deklarasi 16 Negeri Jazirah Leihitu: Dukungan Penuh untuk MDF-AR
“Kami masyarakat Maluku dan Maluku Utara se-Tanah Papua menyatakan dukungan penuh dan solid kepada Bapak Mathius D. Fakhiri dan Aryoko Rumaropen,” tegas Muflih M. Yusuf, Ketua Relawan Maluku Utara, yang juga pengurus PSI Provinsi Papua.
Muflih menekankan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan visi dan integritas, bukan fanatisme kesukuan atau agama.
“Pilihlah pemimpin yang benar-benar peduli pada masyarakat Papua. Jangan tergoda politik uang. Kami bekerja serius, dan yang paling layak adalah MDF-AR,” ujarnya penuh semangat.
Solidaritas dan Harapan dari Tanah Hamadi
Acara ini turut dihadiri tokoh-tokoh penting dari Koalisi Papua Cerah seperti Elia Loupatty, Toha Alhamid, dan Ketua Tim Koalisi MARI-YO Papua, Yoppy Ingratubun.
Dari Pantai Hamadi, bukan hanya semangat kampanye yang bergema, tapi juga ikrar persaudaraan antarwilayah. MDF bukan sekadar calon gubernur—ia hadir membawa sejarah yang menyatukan Papua dan Maluku, bukan memecahkannya.
Dengan akar yang tertanam di Tidore dan tumbuh di Papua, MDF membuktikan bahwa kepemimpinan dapat berangkat dari jejak sejarah yang inklusif dan menyatukan.