Sumber Foto : Gragepolitan |
Oleh : Midah Umalekhoa
( EtaSua _Institut)
Saat mata terbuka dan melihat alam sekitar
Saat hati dan akal mulai tertekan oleh hasil bumi
Saat itu, ayah adalah lelaki pertama yang ku pandangi
Tetapi....
Aku hanya dapat memandangnya saat malam menghampiri alam semesta
Karena siang adalah waktu bagi tubuhnya menjadi sandera pepohonan
Ayah itu lelaki terhebat.
Lelaki pencetus rasa hormat
Lelaki penasehat abadi bagi keluarganya
Seketika matahari meninggalkan cakrawala
Al-Qur'an di tangan sang anak
Membacanya harus keras
Begitu caranya mendidik
Ayah adalah guru tanpa bangunan sekolah
Beragam pengetahuan diajarkan
Bukan hanya tentang ejaan abjad dan rumitnya angka
Namun juga tentang cinta, kasih dan sayang
Tentang etis dan etos dalam menapaki kerasnya kehidupan.
Semesta menyaksikannya tetapi tidak pada manusia.
kini, ayah telah meninggalkan jejak -
jejak bijaksana, jejak hidup yang beradab, jejak abadi dalam hidup.
kini..... jejaknya tak membekas.
Tetesan keringatnya telah berubah menjadi tinta emas yang dapat melukiskan wajah bijaknya dalam menelusuri perjalanan kehidupan.
Untuk masa kini, esok dan selamanya...