Manajer PLN Ingkar Janji, UNBK SMP N 1 Sanana Tertunda
SANANA- Suasana Proses Ujian Berbasis Komputer (UNBK) SMP N 1 Sanana di warnai pemadaman listrik. Kondisi ini membuat peserta UNBK kewalahan karena harus mengerjakan soal dari awal. Padahal, Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sanana telah berjanji kepada pihak sekolah bahwa selama proses UNBK berlangsung, listrik tidak akan padam.
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sanana, Hajar Umasugi, mengatakan sebelum UNBK, pihak PLN berjanji akan meminjamkan satu mesin genset pada saat menghadapi UNBK. Tetapi, ketika pihak sekolah mendatangi PLN untuk mengambil mesin, justru mesin tersebut telah dipinjamkan ke pihak lain.
Akhirnya, sejak hari pertama UNBK pada Senin (22/4), siswa sangat terganggu dengan kondisi listrik yang sering padam di saat ujian sedang berlangsung. Bukan hanya UNBK hari pertama. Pada hari kedua, Selasa (23/4) terjadi hal yang sama. Parahnya, di ujian hari kedua, listrik padam sekitar 15 menit. Sehingga, soal-soal yang sudah terjawab harus diisi kembali dari awal
Mirisnya ketika listrik padam, Manager PLN Sanana Jamal Amas, tidak bisa dihubungi oleh pihak sekolah. Padahal, maksud menghubungi pihak PLN ini untuk memastikan kondisi yang dihadapi pihak sekolah saat itu.
“Kami sudah usaha telepon orang PLN sejak listrik padam, tetapi yang bersangkutan tidak mengaktifkan handpone. Dua hari ini listrik sering padam di saat ujian sedang berlangsung,” keluh Kepala Sekolah SMP Negri 1 Sanana Hajar Umasugi saat ditemui wartawan, Selasa (24/4).
“Kan mereka yang menjamin kalau listrik tidak akan padam selama ujian berlangsung tetapi justru saat proses ujian malah sering padam. Kadang padam bukan hanya sekali, tetapi lebih dari itu,” lanjutnya
Kondisi listrik yang tidak normal seperti ini, justru tidak ada koordinasi sedikitpun dari pihak PLN ke pihak sekolah. Padahal, para guru maupun dirinya sendiri sangat harap PLN menyampaikan ke mereka apabila ada masalah sehingga pihak sekolah bisa mempersiapkan sejak awal.
“Kami berpatokan dengan ucapannya orang PLN yang katanya akan memastikan kondisi akan berjalan normal. Sekarang malah kebalikan, kalau sudah seperti sekarang ini tentu siswa yang nantinya merasa dirugikan karena mereka sudah mengerjakan soal-soal, tetapi terhambat oleh kondisi listrik,” ungkap Hajar.
Pihak PLN ini, Hajar menambahkan, seakan-akan sengaja mempermainkan mereka. Karena, surat pertama yang dilayangkan oleh pihak sekolah ke PLN, dianggap pihak PLN bahwa surat tersebut tidak pernah di terima. Kemudian, pihak PLN meminta agar pihak sekolah kembali melayangkan surat permintaan mesin genset. “Ketika mereka meminta kami layangkan surat kedua, kami turuti saja permintaan mereka, saat kami mau ke PLN ambil mesin, justru mesin tersebut telah dipinjamkan ke orang lain,” semprotnya.
Sedangkan manager PLN Sanana Jamal Amas saat ditemui di kantornya, yang bersangkutan sedang istrahat alias tidur.
“Kepala PLN sedang istrahat, beliau baru tiba dari luar daerah makanya masih kecapean dan sedang istrahat,” kata salah satu petugas kepada wartawan. (KS)