Alumni Angkatan 011 Gelar Longmars Anti Plastik di Kepsul
SANANA- Sampah plastik merupakan ancaman bagi seluruh mahluk hidup termasuk manusia yang mendiami bumi. Olehnya itu, Alumni SMA Se-Kabupaten Sula Angkatan 011, menggelar Gerakan Anti Plastik (Garap Sula 011) dengan melakukan longmars atau kampanye sampah plastik keliling Kota Sanana, Minggu (23/06).
Kordinator Gerakan Anti Plastik, Fikri Rahatan mengatakan, terlaksana gerakan ini bertujuan untuk mengkampanyekan kepada masyarakat Kepulauan Sula terkait bahaya sampah plastik. Sehingga, masyarakat bisa mengurangi sampah plastik, seperti tas kresek sekali pakai dan sebagainya.
Ini dilakukan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat sebab, plastik bisa menjadi ancaman bagi manusia. Selain itu, sampah plastik yang mencemari laut dapat mengakibatkan kerusakan terumbuh karang maupun kematian biota-biota laut yang sekarang banyak terjadi.
"Untuk peserta yang mengikuti kegiatan longmars hari ini terdiri dari berbagai kalangan siswa-siswi sejumlah sekolah diantaranya, SMA Negeri 1 Sanana, SMK, SMA Al Hilal Sanana, dan Madrasah Aliyah Negeri Sanana, yang berjumlah kurang lebih 150 orang. Sedangkan, jumlah alumni Angkatan 11 sendiri sekitar 200 orang" pungkasnya.
Kemudian, tambah Fikri, pihak instansi yang berpartisipasi yakni, Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta organisasi ekstra kampus yaitu, HMI, KAMI, IMM dan PMII. Dengan jumlah masing-masing organisasi sebanyak 10 orang.
Dalam kegiatan ini, digunakan tiga metode. Pertama, longmars atau bentuk kampanye hingga jalannya dialog. Kedua, daur ulang sampah plastik dan ketiga, regulasi.
"Adapun peralatan yang di bawah dalam kampanye sore ini yaitu, wadah minum sekali pakai digantikan dengan botol minum atau tumbler, dan tas belanja kresek sekali pakai di gantikan dengan tas anyaman atau totebek," jelasnya.
Sementara, Ketua Umum Alumni Angkatan 011, Ramli Umasugi menuturkan bahwa, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat Kepulauan Sula agar bisa mengurangi penggunaan sampah plastik. Dikarenakan sampah plastik itu bisa membunuh seluruh mahluk hidup yang berada di bumi.
"Gerakan anti plastik, masih berfokus di Kota Sanana, setelah itu baru nanti di lanjutkan ke desa-desa seperti di pulau Mangoli," tandasnya.
Selain itu, Kepala Bidang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), Muhammad Syahrul Husain, menjelaskan, dirinya atas nama istansi BLH sangat memberikan apresiasi kepada teman-teman Alumni Angkatan 011 yang sudah mau melaksanakan gerakan anti plastik dan tujuan dari kegiatan ini adalah ingin merubah mindset masyarakat Sula dalam menggunakan plastik.
Menurut Muhammad, Kabupaten Kepulauan Sula dalam perhari bisa menghasilkan 3 Ton sampah plastik. Sementara, sampah plastik ini tidak terurai dalam waktu cepat tetapi, memakan waktu hingga 500 tahun baru bisa hancur.
Oleh sebab itu, tujuan dari gerakan yang melibatkan siswa-siswi maupun mahasiswa, untuk bersama-sama bisa meredam sampah plastik yang ada di kepsul. "Sudah saatnya mereka memberi pemahaman terhadap masyarakat terkait dengan sampah berupa plastik, terutama botol kemasan dalam sekali pakai dan tas kresek sekali pakai," jelasnya.
Lanjut Muhammad, yang menjadi harapan dari pihak BLH, yaitu bagaimana sama-sama membentuk pola pikir masyarakat Sula agar sadar akan bahaya sampah plastik terutama jenis plastik styrofoam yang biasanya di taruh makanan.
Padahal, plastik styrofoam dapat menggangu kesehatan.
Selanjutnya, efek bahaya sampah plastik juga dapat dilihat dari seekor ikan paus yang terdampar di pesisir pantai Desa Wai Ipa beberapa waktu lalu. Sesuai catatan identifikasi LSM CTC, penyebab matinya ikan paus tersebut, disebabkan dua faktor yakni kelelahan dan di dalam perut ikan paus terdapat banyak sampah plastik.
"Karena perairan laut Maluku, Sulawesi, maupun Papua sudah sangat padat anjungan sampah plastik". Tutupnya,(KS).