Gambar Ilustrasi (Sulses News) |
Sahrul Ipa saat di konfirmasi wartawan, Jumat (24/01) membenarkan bahwa, belakangan Haidir bersikap arogan dan sok jagoan. Ia (haidir red) selalu mengundang warga untuk berkelahi dan mencari perkara dengan warga.
Anak kades ini biasanya, Sahrul menceritakan, sering mondar-mandir memakai motor dengan kecepatan tinggi serta membunyikan kalkson motor pada jam 4 subuh di depan rumah warga sembari berteriak mengundang warga yang mau adu jotos dengannya. Namun, warga tidak merespon ajakan tersebut.
"Memang benar akhir-akhir ini ia sok jadi preman desa dan selalu saja membuat keributan pada waktu subuh. Dia menggunakan motor dengan kecepatan tinggi di depan rumah warga lalu mengundang warga berkelahi, " jelas Sahrul.
Sahrul menambahkan, Kades, M. Ali Umasangadji juga terlibat adu mulut dengan warga. Ini lantaran, Ketua BPD dan sejumlah warga yang mendatangi kades untuk meminta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBdes) 2019 tidak diberikan oleh kades dengan dalil dokumen tersebut hanya satu lembar.
Lantaran kades tidak memberikan dokumen APBDes ke warga, akhirnya terjadi adu mulut antara warga dengan kades. "Iya gara-gara kades tidak mau berikan dokumennya sehingga warga marah dan terjadi adu mulut dengan kades," paparnya.
Selain itu, lanjut Sahrul, dirinya juga mencoba meminta dokumen APBDes 2016 ke Ketua BPD tetapi hasilnya nihil. Lantaran selama ini, Ketua BPD tidak pernah diberikan dokumen APBDes.
Tenyata, kata Sahrul, Ketua BPD tidak berani meminta dokumen tersebut kepada kades lantaran ia takut. Sebab, ia (ketua BPD red) pernah terlibat permasalahan dengan anak kades, Haidir Umasangadji.
Saat itu, Haidir mengamuk dan mengancam ia dan anggotanya menggunakan senjata tajam (parang) saat mereka sedang mengawal proyek pembangunan jalan setapak.
"Saya tidak berani minta dokumen APBDes tahun 2016 karena jangan sampai anak kades mengamuk lagi, " ujar Ketua BPD pada Sahrul. (KS)