-->
    |


Curhatan Anak Pasien Reaktif Covid-19 di Kepsul

Gambar Ilustrasi
SANANA - Anak dari pasien reaktif Covid-19 asal Desa Falabisahaya, Kecematan Mangoli Utara, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) tak kuasa menahan air mata saat berada di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepsul. Lantaran, siswi SMP yang baru duduk di bangku kelas 1 itu, saat ini terpisah dengan kedua orang tuanya.

"Mama dan papa ada di satu ruangan dan saya di tinggal di ruangan sebelah," ungkapnya lewat via Telepon kepada Report Malut. Com, Minggu (19/04).

Ia, merasa sedih melihat kondisi kedua orang tuanya, apalagi momen Ramadhan kali ini bakal dilewati penuh ujian.
"Saya tidur tanpa teman diruang isolasi. Mama saja yang sering intip saya. Dan di dalam tidak ada AC hanya ada Kipas angin," ucapnya.

Saat disinggung mengenai sakit kedua orang tuanya, ia menuturkan berawal dari mereka sekeluarga melakukan perjalanan ke Surabaya untuk berbelanja. Setelah itu, mereka balik melalui Makassar dan Kendari.

Dari Kendari, mereka melanjutkan perjalanan ke Taliabu menggunakan Kapal Laut KM. Sabuk Nusantara. Setiba di Taliabu, perjalanan dilanjutkan menggunakan Speed Boat menuju Loseng dan dari Loseng mereka kemudian menggunakan Jonson (Loungboat) menuju Falabisahaya.

Sesampai di Falabisahaya, Lanjutnya, penyakit ayahnya kambuh (maag) dalam keadaan menyantap mie. Ayahnya kemudian mendapat penanganan medis dengan dipasang infus.

" Iya malam itu, ayah hanya makan mie kuah tiba-tiba Maag kambuh dan ayah lemas hingga harus dipasang infus. Saya juga tidak tau kenapa ayah bisa reaktif" ujarnya.

Siswi SMP ini meminta kepada pemerintah daerah khususnya tenaga medis agar secepatnya melakukan pemeriksaan lanjutan kepada kedua orang tuanya. Agar mereka bisa kembali ke Desa dan  berdegang seperti biasa." Saya harap  pemerintah daerah cepat datangkan alat medis biar ayah dan ibu saya cepat mengetahui hasilnya," harapnya.

Sementara Owner Gravity, Irawan Duwila, yang selalu intens membangun komunikasi dengan anak pasien menyampaikan kepada pemerintah daerah khususnya posko gugus penanganan percapatan Covid-19 agar bisa melakukan sesuatu yang dapat membuat pasien terhibur. Sebab, mereka (Pasien red) tidak meminta banyak dari pemerintah, melainkan mereka membutuhkan support penuh dari pemerintah daerah agar nantinya pasca menjalani masa sulit ini mereka bisa di terima oleh masyarakat yang ada di Desa Falabisahaya.

"Tak perlu fasilitas seperti, AC, TV, mereka hanya butuh kalian (pemerintah red) meyakinkan mereka. Jika rumah, jualan, bahkan kehidupan setelah musibah ini berjalan pulih kembali sepeti biasa. Mereka hanya ingin kalian menyapa lewat telpon dan meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja," tutupnya. (KS).
Komentar

Berita Terkini