-->
    |


Pemuda Fogi Bersama HPMS Galang Dana Bantu Korban Banjir di Desa Waitina


SANANA, - Memasuki hari ke tiga, Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HPMS) bersama Pemuda Desa Fogi menggalang dana untuk korban banjir di Desa Waitina, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul). 

Sardi Yoisangadji, salah satu pemuda Desa Fogi menyampikan, penggalangan dana yang ke tiga kali ini hanya besentral di depan pasar Basanohi Sanana. Lantaran, penggalangan dana kali ini, dia ingin menunjukan bahwa selama ini penglabelan sejumlah orang di luar sana terhadap pemuda Desa Fogi cukup nakal sangat salah.

"Iya, orang-orang di luar sana sering menjustifikasi pemuda Fogi dengan hal yang berbaur negatif. Sehingga, kali ini kami pemuda Fogi ingin buktikan bahwa kami masih memiliki jiwa kepedulian terhadap orang lain semisalnya saudara-saudara kita yang telah dilanda banjir beberapa hari kemarin di Desa Waitina," ujarnya. 

Lewat kesempatan ini, Sardi menambahkan langkah turun jalan untuk menggalang dana  adalah bentuk dari keterpanggilan moril untuk peduli sesama orang Sula khususnya warga yang berada di Desa Waitina. Tidak hanya itu, Sardi juga meminta kepada para pengunjung Pasar Basanohi bisa mengulurkan tangan dengan menyisihkan sedikit penghasilannya yang dapat mengurangi beban warga korban banjir. 

" Bapak Ibu dan seluruh masyarakat Kepulauan Sula yang masih memiliki rasa kepedulian kalau bisa menyumbangkan sisihkan sedikit penghasilannya demi membantu keperluan warga di Desa Waitina," cetusnya. 

Sementara Sekretaris Penggalangan Dana, Hijrah Teapon dalam orasinya mengatakan, banjir yang menimpa saudara-saudara yang berada di Desa Waitina itu disebabkan oleh ulah dari tangan-tangan manusia serahkah yang tak bertanggungjawab dalam hal ini Investor loging.

Dimana, berdasarkan informasi, banjir yang terjadi pada 4 Juli 2020 itu merupakan banjir terbesar ke dua. Sebab, desa ini pernah dilanda banjir tepatnya tanggal 17 agustus 1988. Hal ini karena sejak tahun 1976 sudah ada perusahaan loging yakni PT. Barito Pasifik yang beroperasi mengekploitasi hutan dalam mengelola kayu bulat yang tidak jauh dari kebun warga yang berada di belakang desa. Sehingga merusak ekosistem hutan yang menyebabkan banjir.

" Iya banjir itu karena oleh Investor Loging. Karena selain PT. Barito masih muncul lagi perusahaan lain seperti CV. Samalita Perdana Mitra, yang beberapa tahun lalu di Desa Wailoba yang itu secara Geografis sangat dekat dengan Desa Waitina serta Mangoli dan kini PT. Samalita kembali beroperasi di Desa Auponhia," terang Hijra kepada media ini Selasa (7/07). (KS).

Komentar

Berita Terkini