-->
    |


Tak Ada Signal, Warga Wailoba Rela Menempuh Perjalanan Sejauh 8 Kilometer


SANANA, - Gegara tidak ada signal telekomunikasi,  Warga Desa Wailoba Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) menempuh jarak sejauh 8 KM dari perkampungan ke gunung mencari signal.

Meskipun menempuh jarak yang jauh, tidak lantas menyurutkan niat bagi warga untuk mendapatkan signal. Padahal demi pembangunan tower telekomunikasi, warga Wailoba rela menghibahkan tanah milik mereka untuk memuluskan pembangunan yang sampai kini justru tak terdengar kabar atau informasi tower tersebut tak kunjung ada. 

Padahal beberapa bulan lalu, Pemda Kepulauan Sula melalui Dinas Kominfo telah meminta pihak desa untuk menyiapkan lahan untuk mendirikan tower. Setelah disiapkan desa dari hibah warga, proyek tersebut hanya nyatanya hanya janji semata.

Desakan dari warga untuk realisasi pembangunan tower tersebut gencar dilakukan. Salah satu perwakilan warga Wailoba, Karman Samuda, mendesak Dinas Kominfo Kepsul agar secepatnya menempati janji. Sebab saat ini, warga Wailoba sangat kesulitan bila hendak berkomunikasi melalui telepon. Mereka harus menempuh jarak sejauh 8 kilometer dari perkampungan. 

Belum lagi, Lanjutnya, jalanan terjal dan becek di Jalan Lintas Waitinagoi-Wailoba menjadi tantangan warga menuju lokasi signal.

"Mewakili warga Wailoba, saya mendesak ke Pemda khususnya Dinas Kominfo untuk segera realisasikan janji mereka. Kami sudah tak tahan dengan kondisi tak ada sinyal selama Kepulauan Sula di mekarkan menjadi Kabupaten. Sebab, hingga saat ini kami belum nikmati Signal," ungkap Karman kepada media ini, Senin (03/08). 

Terpisah, Lina, mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi di Sanana yang pulang kampung karena kondisi pandemik menuturkan bahwa, saat mahasiswa dan pelajar pulang kampung, mereka harus menanggung resiko besar. 

Resiko itu lantaran setiap mengirimkan dan menerima tugas yang membutuhkan jaringan internet, mereka terpaksa naik ke gunung agar bisa mengakses jaringan.

" Torang (Kami red) harus pergi ke kilometer 8 kemudian kami naik ke gunung baru ada signal. Sulitnya kalau jembatan putus, maka kami harus berjalan kaki," cetusnya. (KS).
Komentar

Berita Terkini