Sulfi NH Bugis, Sosok Pria Inspiratif |
Oleh : Fauji Yamin
Sulfi NH Bugis, baru saja pulang dari Jakarta. Ia menjadi salah satu anak muda Pendamping Desa (PD) inovatif yang berhasil mencapai final PD Inspiratif seluruh Indonesia. Lomba yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa. Tak tanggung-tanggung, juara dua berhasil di sabetnya.
Keberhasilannya tidak semerta-merta membuatnya besar kepala. Baginya keberhasilan paling utama ialah ketika petani sudah merdeka dalam kemandirian. Sikapnya itu tertanam kuat dalam diri. Dan, berikrar tak akan pernah berhenti bekerja keras memajukan bidang pertanian.
Upi begitu nama panggilannya merupakan satu sosok anak muda yang menghibahkan diri membangun pertanian di Desanya, Wasilei, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Terhitung 12 tahun sudah ia berjibaku dengan lumpur sawah, bauhnya pupuk organik, mengadvokasi petani, memajukan UMKM dan melakukan praktek inovasi sebagai contoh pengabdian tanpa pamrih.
Upi mengambil keputusan ini lantaran melihat berbagai fenomena, salah satunya mengenai regenerasi petani di mana kebanyakan anak muda bergelar sarjana saat ini ramai-ramai meninggalkan pertanian dan mencari pekerjaan di sektor lain. Selain itu, wilayah tempat tinggalnya mayoritas menggantungkan hidup dari pertanian, namun mirisnya tingkat kesejateran petani tidak pernah meningkat.
Upi pulang kembali ke desa dan menunjukan tekad bahwa anak muda dan pertanian adalah sesuatu yang keren. Sejak lulus kuliah pada tahun 2011, ia menisbahkan diri di desa yang baginya, desa adalah kalimat kesejateraan Indonesia. Desa adalah garda terdepan yang seharusnya tidak di abaikan dalam konteks pembangunan, baik SDM, pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur. Di tambah begitu pentingnya pertanian, utamanya pangan sebagai dasar dan fondasi keberlangsungan sebuah negara. Negara yang gagal mengelolah pangan maka gagal mempertahan negara.
Sejak saat itu, pertanian menjadi jalan hidup yang diambilnya. Pria aktivis yang saya kenal sejak duduk di bangku kuliah tidak sekedar bertani dan mementingkan kepentingan perut keluarganya saja tetapi setiap petani yang berada di wilayahnya Ia berdayakan.
Melatih Petani Membuat Pupuk Organik |
Beberapa keahliannya ialah meramu dan mengadvokasi pemakaian pupuk organik di mana fenomena masifnya penggunaan pupuk kimia oleh petani membuatnya geleng-geleng kepala. Pemakaian pupuk kimia yang over menyebabkan tanah menjadi tidak subur, produksi menurun, dan menyebabkan efek pada lingkungan yang terderadasi. Upi bertutur, sering ada petani yang tidak mau mengkonsumsi hasil panen padi sendiri karena banyak memakai pupuk kimia dan memilih membeli dari petani yang menggunakan pupuk organik.
Memberikan Pelatihan Manajemen Keuangan Sederhana |
Pria tiga anak ini juga mengadvokasi petani dari segi pembiayaan dan manajemen keuangan sederhana. Di mana setiap beberapa bulan sekali Ia melakukan upgrade pada kelompok tani. Melatih petani memanfaatkan pekarangan, membentuk kelompok tani, serta mengenalkan sistem tani Haston di petani padi.
Fokus lain yang saat ini di kerjakan ialah ketika melihat potensi ekonomi terbengkalai dan tidak di manfatkan. Pohon Kelapa sebagai salah satu sektor pertanian di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara belum diolah secara baik guna meningkatkan nilai tambah utamanya pada limbah produksi seperti sabut kelapa, batok kelapa, daun hingga batang pohon kelapa. Ia kemudian melakukan gerakan mengolah sabut kelapa menjadi media tanam yang dibarengi dengan pembangunan green house.
Pemanfaat Sabut Kelapa sebagai Media Tanam |
Green House yang Didirikan |
Terinspirasi dari Eka Tjipta Widjaja
Sosok Inspiratif, Eka Tjipta Widjaja |
Solusi yang paling akurat yang kemudian mendorongnya melakukan berbagai inovasi untuk mengintegrasikan pertanian berbasis bisnis ialah membangun sistem Agribussines. Sebuah sistem terintegrasi dari hulu ke hilir yang di tunjang secara sistematis. Ia yakin dengan begitu, petani akan mampu mandiri tanpa harus merengkek mengenai harga dan bantuan pemerintah.
Perjuangan membangun kemajuan pertanian tentu memiliki resiko. Sentimen dari orang-orang yang tidak sejalan. Upi mengalami itu, ia sering kali dianggap sepele dan bahkan menjadi bahan pergunjingan ketika ia menyampaikan ide-ide inovatif membangun dunia pertanian. Di forum-forum diskusi dan lokakarya, ia mengungkapkan sering tidak diberi ruang untuk berpendapat karena dianggap mampu membatasi ruang gerak kebijakan. Banyak pula yang memandang usahanya sebagai pekerjaan sia-sia dan tidak menguntungkan sama sekali.
Pendiriannya tetap kokoh, gunjingan dan hinaan baginya adalah motivasi.Sebab bagi Upi, perjuangan membangun pertanian adalah cara memanusiakan petani walaupun penghasilan sebagai petani memang tidak menentu akan tetapi baginya "Lebih baik berpengahsilan setiap hari daripada berpenghasilan di awal bulan namun ngutang di akhir bulan,"
Perjuangan 100 tahun Eka Tjipta Widjaja yang di bacanya pada salah satu buku temannya lebih memantapkan lagi niat dan pendiriannya, mengambil jalur pertanian sebagai jalur sukses. Buku yang di tulis oleh Dahlan Iskan berjudul “ Eka Tjipta Widjaja, Kisah dan Lika-Likunya menjadi Konglomerat” terbitan Jawa Post begitu menginspirasi. Sejak saat itu, ia mengagumi sosok pekerja keras ini dan mempelajari semua ilmu yang di cetuskan oleh Eka Cipta Widjaja hingga melahirkan perusahaan besar bernama Sinar Mas untuk Indonesia pada Tahun 1962.
Buku Eka Tjipta Widjaja (kompasiana.com) |
Perjuangan 100 tahun Eka Tjipta Widjaja dalam mendirikan Sinar Mas Group memberinya harapan bahwa petani bakal bisa sejaterah lewat perjuangan tanpa pamrih walau hanya seorang diri. Ia pernah membeberkan bahwa perjuangan membangun kesejateraan dan kejayaan tidaklah mudah, jika mudah maka sosok seperti Eka Tjipta Widjaja tidak akan menjadi sebesar sekarang. Tidak akan ada Sinar Mas dan pilar-pilar usahanya. Ia termotivasi dari filosofi 100 tahun Eka Tjipta Widjaja “ Perjuangan apapun yang di hadapi pasti bisa diatasi asal punya keinginan untuk berjuang”
Impian yang sedang diusahakannya pada dunia pertanian ditemukan pada sosok Eka Tjipta Widjaja dalam mendirikan Perusahaan Sinar Mas dan Keberagaman. Apalagi tertanam jelas filosofi membangun tanpa mengabaikan kondisi lingkungan. Upi kemudian tertarik pada sistem yang dibangun oleh Sinar Mas untuk Indonesia yakni Sinar Mas Agribusiness and Food dan menjadikanya grand desaign yang di percaya mampu mengatasi permasalahan sistem pertanian dari hulu ke hilir.
Sinar Mas Agribusiness and Food (sinarmas.com) |
Kegiatan produksi dari hulu-hilir oleh Sinar Mas Agribusiness and Food seperti budidaya, produksi, pengolahan, pemasaran dan dukungan finasial merupakan sistem agribusiness yang menonjolkan praktek nilai tambah dalam sebuah produk agar menjadi lebih bernilai. Nilai tambah (Value added) inilah yang belum banyak di praktekan terutama di sektor pertanian dan menjadi pekerjaan rumah baik di lingkungan akademisi hingga praktisi pertanian seperti dirinya. Sebuah sistem agribusniess and food terintegrasi dan berkelanjutan yang mampu di jalankan oleh Sinar Mas untuk Indonesia.
Selain itu, sistem Sinar Mas Agribusiness and Food mampu mendorong terbukanya lapangan pekerjaan utamanya bagi perempuan, menyediakan sekolah bagi anak-anak mereka saat bekerja. Perempuan petani baginya sangat perlu didukung lantaran ia menilai selama ini selalu dipandang miring. Nyatanya, peran mereka dalam ekonomi rumah tangga petani sangat berpengaruh terutama dalam hal kebutuhan gizi, dan pendidikan karakter anak.
Pemahaman dan pengetahuan yang dipelajari secara otodidak mengenai bagaimana Sinar Mas Agribusiness and Food menjalankan bisnis terintegrasi dan ramah lingkungan, saat ini mulai di praktekannya. Lewat green house yang dibangun ia mulai membangun sistem integrasi hulu hingga hilir sampai pada proses pemasaran dari hasil produksi. Dalam kerjasama pemasaran, ia akan bekerjasama dengan beberapa perusahan yang beroperasi di Halmahera Timur sebagai penyedia Stok. pangan dan dari penghasilan akan di buka untuk kegiatan operasional green house, pendapatan petani dan sumbangan amal bagi yang membutuhkan. persis seperi yang dilakukan oleh Sinar Mas untuk Indonesia.
Tentu, perjuangan Sulfi masih panjang namun sosok inspiratifnya selalu menjadi motivasi tersendiri. Ia selalu berikrar pada diri agar memiliki "Integritas, Sikap Positif, Berkomitmen, Perbaikan Berkelanjutan, Inovatif, dan Loyal" seperti filosofi oleh Eka Tipta Widjaja