-->
    |


Caleg Demokrat Meninggal Dunia Usai Berdebat Dengan Komisioner KPU


SANANA – Pemilu 17 April 2019 kemarin, menyisahkan banyak tragedi. Terbaru, salah satu caleg Partai Demokrat meninggal dunia sesuai berdebat dengan Komisioner KPU dalam pleno Rekapiltulasi Tingkat Kabupaten yang berlangsung di Aula Kantor DPRD Kepsul Desa Pohea Kecamatan Sanana. Caleg Partai Demokrat tersebut bernama, Abubakar Gailea. Caleg DPRD Kepsul Dapil II, Rabu (01/05).

Dalam rapat Pleno tersebut, Abubakar Gailaea sempat berdebat dengan Komisioner KPU saat tengah merekap suara DPRD tingkat Kabupaten untuk Kecamatan Sulabesi Tengah dimana kecamatan tersebut masuk Dapil Almarhum bertarung.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Abubakar sempat meminta KPU untuk membongkar kotak suara untuk menyandingkan data hasil Pleno PPK dengan data yang ia pegang. Dalam kesempatan itu, almarhum juga mempermasalahkan Pleno KPU yang berlangsung  saat ini, sementara pleno PPK Kecamatan belum selesai.

Almarhum yang datang sebagai saksi Partai Demokrat sempat berbicara beberapa menit dan masih tampak bersemangat saat menyampaikan keberataannya. Hanya saja wajahnya tampak pucat saat mengikuti pleno. Tak berselang lama usai berbicara, dia langsung kembali ke tempat duduknya dan langsung jatuh tersungkur ke lantai dan tak sadarkan diri.

Sementara peserta yang hadir dalam rapat tersebut langsung berusaha menolongnya dengan menggangkat ke belakang. Ia sempat mendapat perawatan dengan melakukan tensi darah oleh Dokter Polisi yang saat itu berada di lokasi pleno.

 Hasil tensi menunjukan darah almarhum turun hingga 60 mmhg. Tak lama almarhum sadar, bahkan sempat menjawab pertanyaan Dokpol yang memintanya untuk dibawah ke rumah sakit. ”Ia bawah saja saya ke rumah sakit, ”katanya lemah.

Sayangnya, nyawa mantan Ketua DPC PKB Kepsul tak tertolong, ia diduga meninggal saat dalam perjalanan menuju Pohea. Sementara itu untuk mengikuti pleno, Almarhum sendiri datang sejak pukul 08.00 Wit sebelum Komisioner datang.

Menurut informasi, almarhum sejak beberapa hari terakhir kurang tidur karena mengawal suaranya di tingkat TPS hingga Pleno PPK. Kepergiaan Almarhum yang mendadak tersebut membuat sejumlah politisi terpukul.

Nurhidayah T. Soamole bahkan berkali-kali tak percaya atas kepergiaan sahabatnya tersebut. ”Kita masih sempat ngobrol tiba-tiba terjadi seperti ini, ”kata Ketua DPC Hanura Kepsul yang juga caleg di dapil II Kepsul itu. Insiden yang terjadi sekira pukul 1 siang itu membuat Ketua KPU Kepsul Yuni Yuningsi Ayuba menskorsing pleno dan baru dilanjutkan hari ini.

Ihsan Umaternate dalam kesempatan tersebut mengatakan, almarhum merupakan salah satu politisi senior yang konsen dalam memperjuangkan hak masyarakat. ”Dia menjadi contoh bagi kami semua terutama kebaikan dan semangatnya selama ini, ”kata Ihsan yang juga anggota DPRD Kepsul itu.

Sementara Ketua DPC Demokrat Ajrin Duwila saat dikonfirmasi mengaku sangat terpukul dengan kepergiaan almarhum. Menurutnya, almarhum termasuk politisi senior yang memiliki militansi tinggi sebagai petarung sejati. ”Beliau sosok yang energik dan semangatnya tidak pernah turun, ”ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Sekertaris DPW PKB, Malik Silia yang juga turut berduka cita atas kepergiaan almarhum. Menurut Malik, almarhum pernah mencatat sejarah dengan mempersembahkan kursi untuk PKB di Kepsul sejak pertama kali partai PKB didirikan. ”Beliau orang berani dan memiliki pendirian tinggi terhadap sesuatu, ”kata Malik.

Tambahnya, kehadiran almarhum dalam rapat pleno tersebut untuk memastikan hasil rekap suara tidak dimanipulasi oleh penyelenggara. Ajrin menyampaikan bahwa almarhum sendiri pernah mengatakan jika kalah menang sebagai politisi adalah hal yang wajar, hanya saja lanjut Ajrin kekalahannya bukan karena kondisi seperti ini. ” Beliau saat ini menjadi pemenang kedua di Dapil II, tapi itu hanya selisi beberapa suara saja. Makanya, beliau hanya memastikan bahwa tidak ada yang dimanipulasi”, ujarnya.

Sementara Komisioner KPU Kepsul, Ramli K. Yakub mengaku sangat terpukul. Sebab, sebelum meninggal dia sempat berjabat tangan dengan almarhum sebelum pleno dimulai. ”Kami sempat jabat tangan, karena saya lihat dia duduk sendiri waktu masih pagi sekali tadi, ”kata Ramli.

Bagi Ramli, almarhum termasuk politisi yang memiliki semangat tinggi. Dia tak pernah segan mengkritisi jika sesuai dengan mekanisme. ”Almrhum sangat aktif dalam forum tadi, dan kami juga turut berduka cita, ”pungkasnya. (KS)
Komentar

Berita Terkini