SANANA,- Banjir yang melanda warga Desa Waitina, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) beberapa hari lalu merupakan banjir terbesar kedua. Desa ini juga pernah dilanda banjir pada tahun 1988 tepatnya pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. Banjir ini diakibatkan oleh PT. Barito Pasifik yang beroperasi tidak jauh dari belakang kebun warga. Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Waitina, Sirajudin Umasangadji kepada awak media, Senin (6/07).
"Benar sejak 17 Agustus 1988, Desa Waitina sudah dilanda banjir terbesar pertama, itu karena ulah PT Barito," ujar Sirajudin.
Sebab, Tambahnya, pada tahun 1976 ada salah satu perusahaan loging yakni Barito Pasifik yang beroperasi belakang Desa Waitina sehingga sampai saat ini secara geografis Desa Waitina terancam banjir akibat ulah Barito Pasifik.
" Saya katakan bahwa banjir ini terjadi akibat dari ulah berbagai perusahaan termasuk Barito Pasifik yang beroperasi di wilayah Kecamatan Mangoli Timur," ungkap Sirajudin.
Selain Barito Pasifik, ada juga perusahaan loging lainnya yang beroperasi di Desa Naflo maupun Desa Karamat-Titdoy sejak tahun 90-an dan waktu operasi pengambilan kayu bulat sekira 2 tahun lebih.
"Saya juga sudah lupa perusahaan apa pada saat itu, sebab sudah lama apalagi saya sendiri waktu itu masih berada di bangku sekolah," jelas Sirajudin.
Sementara kata Sirajudin, wilayah operasi perusahaan tersebut tidak jauh dari perkebunan warga, karena hanya beberapa kilometer di belakang kebun warga. (KS