Tidore– Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Non Eksata Universitas Nuku, Kota Tidore Kepulauan meminta Pemkot Tidore agar bisa memperhatikan Dusun Talaga Puncak yang berada Kelurahan Rum. Desakan itu disampaikan oleh HMI saat menggelar aksi mimbar bebas di pelataran pasar sarimalaha, Kamis (1/6/2023).
Koordinator aksi, Yusuf Nadil A.Rasyid mengatakan, telah banyak perubahan disegala bidang terjadi pada Kota Tidore selama 20 Tahun belakangan namun dibalik itu, timbul pertanyaan apakah pembangunan sudah merata hingga ke pelosok desa.
“Terkait dengan hal ini, kita bisa melihat ke sebuah dusun di Kelurahan Rum RT 10. Dusun itu adalah Dusun Talaga puncak. Dalam dusun ini masih sangat banyak problematika yang terjadi saudara-saudara, baik mengenai pendidikan, kesehatan, jalan penghubung, dan akses jaringan telepon,” kata Yusuf.
ada aspek pendidikan, lanjut Yusuf, ada beberapa problem yang menjadi sorotan, misalnya masih banyak infrastruktur yang rusak dan tidak layak, seperti plafon sekolah yang telah mengalami banyak kerusan. Tidak adanya lemari untuk anak-anak menaruh buku serta ketiadaan papan tulis pada kelas dua yang mana dapat menghambat proses belajar mengajar.
Ia menambahkan, hal ini seperti mengabaikan amanat UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan terhadap rakyat adalah tanggung jawab pemerintah dan PP nomor 57 Tahun 2021 Pasal 25 tentang penyediaan sarana prasarana sangat perlu untuk kelangsungan proses belajar mengajar.
"Bahkan di dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat mengatakan bahwa dana untuk pendidikan 20%." bebernya.
Senada dengan hal itu Ramadhan Tamrin , salah satu orator dalam aksi tersebut mengatakan, masyarakat dusun Talaga juga membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai. Karena, di dusun Talaga hanya ada puskesmas namun petugasnya tidak ada.
“Bukan hanya pendidikan dan kesehatan, infrastruktur jalan dan pembangunan tower untuk kebutuhan jaringan bagi masyarakat pun belum dilakukan sama sekali. Jalan yang dibangun sekitar 4 km dari kelurahan mafututu,Tidore Timur, baru di aspal sejauh 2 km sisanya belum di aspal sama sekali” ujarnya .
“Melihat dari hal ini, tentulah kita akan mempertanyakan apa peran pemerintah sebenarnya. Dimana uang pajak dari rakyat, kenapa tidak digunakan untuk membangun sekolah di dusun Talaga,” tutupnya. (AR)