Oleh : Amin Fokaya, ST
(Ketua DPC Pemuda Demokrat Kepulauan Sula)
Antara tahun 1492 sampai 1504, Kristoforus Kolumbus, penjelajah asal Italia, memimpin empat kali pelayaran jelajah lintas Antlantik Spanyol ke Benua Amerika.
Kristoforus Kolumbus adalah navigator kelahiran Republik Genova yang melakukan pelayaran jelajah bagi kepentingan Daulat Mahkota Kastila (cikal bakal Kerajaan Spanyol modern) dalam rangka mencari jalur barat menuju Hindia, negeri di Asia Timur yang dibayangkan sebagai sumber rempah-rempah dan sumber rempah-rempah yang dimaksud adalah cengkeh palah kelapa dan coklat dll dan semua rempah-rempah itu ada pulau di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Harga dari rempah-rempah itupun tidak kalah dari harga logam mulia seperti emas perak tembaga dan nickel. Namun toh mengapa diera sekarang ada sebagian masyarakat maupun pemerintah berasumsi bahwa untuk membuka lapangan pekerjaan maka harus dengan pertambangan.
Apa sesempit itu pemikiran sebagian masyarakat kita dan pemerintahan kita? Ataukah ini bagian dari strategi dari luar/dalam untuk menjajah kita tanpa kita sadari dengan mencaplok wilayah kita demi memperkaya diri ?ah dari pada berbicara kosong yang nantinya membuat kita terjerat dengan pasal-pasal yang tidak jelas. Alangkah baiknya kita melakukan satu uji coba yang nantinya membantu kita dapat mengetahui di daerah kita masih layak untuk menanam rempah-rempah ataukah lebih layak membuka lahan pertambangan.
Mari kita mencoba melakukan satu. Tolak ukur atau perbandingan harga tertinggi pertahun dari dua komoditi yakni logam mulia dan hasil rempah-rempah
Perwakilan hasil dari logam mulia diambil dari izin usaha pertambangan yang nantinya menjadi satu landasan hukum untuk pembayaran pajak dan lain sebagainya. ya kita sebut saja nikel karena inilah yang sering terjadi dilapangan dan perwakilan harga dari rempah-rempah yakni cengkeh dan untuk mendapatkan hasil dua komoditas sama sama membutuh kan lahan (wilayah), alat, tenaga dan juga waktu dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Maka kita mencoba melakukan perbandingan dengan mengambil sampel sesuai dengan kesamaan dan kebutuhan dari dua kmuditi dengan masa minimum realisasi 1 Tahun dan banyak tenaga paling kurang 21.600 pekerja, alat di sesuaikan kebutuhan dengan wilayah seluas 54.874 Htm
Jadi untuk mendapatkan hasil dari perbandingan kedua komodi tersebut, sudah barang tentu kita menggunakan perhitungan sederhana yang menghubungkan kebutuhan ke dua komoditi dengan realisasi wilayah, standar pekerja, penghasilan dan juga harga.
Maka dari itu mari kita uji dari kedua komoditi untuk mendapatkan hasil sekian % (persen)/tahun
1. Cengkeh
Luas area perkebunan = 54.874 Ha. Jarak normal penanaman cengkeh 4 m². Maka dalam 1 Ha x 4² = 625 pohon. Jadi untuk wilayah = 54.874 Ha x 625 = 34,296.250 pohon cengkeh. Penghasilan/pohon rata-rata 10 kg
Maka 34,296.250 pohon x 10 kg = 342,962.500 kg. Harga rata-rata. Rp 100.000,00/kg. Sehingga penghasilan 342, 962. 500 kg x100.000 .00 RP = Rp 3,5 T
Jumlah seluruh pekerja baik dari masyarakat lokal maupun luar daerah dengan jumlah 21.600 orang dengan upah pekerja rata-rata Rp 6.000.000/bulan
Jadi dalam 1 tahun terdapat 12 bulan maka 12 x Rp 6.000.000 = 72.000.000/orang
Untuk mendapatkan total pembayaran dari seluruh pekerja pertahun maka upah jumlah pekerja 21.600 x 72.000.000/tahun = 1, 6 T
Maka akumulasi pendapatan dari perkebunan cengkeh sebesar 54 % /tahun
2. Nicel
Luas are pertambangan 54.874 Ha dengan total cadangan nicel yang berada di wilayah tersebut 132.000.000 ton. Nilai kontrak 30 tahun maka rata rata pendapatan dalam setahun 132.000.000 ton/30 tahun = 4.400.000 ton/ tahun
Harga maksimal nickel/ kg 5,33 juta x 1 ton =5,330 M. Maka harga total dalam 1 thn x 4.400.000 = 2,4 T
Jumlah seluruh pekerja baik dari masyarakat lokal maupun luar daerah dengan jumlah 21.600 orang dengan upah pekerja rata-rata Rp 6.000.000/bulan
Jadi dalam 1 thn terdapat 12 bln maka 12 x Rp 6.000.000 = 72.000.000/orang. Untuk mendapatkan total pembayaran dari seluruh pekerja/thn. Sehingga Upah Jumlah pekerja 21.600 x 72.000.000/thn =
.jpg)
.jpg)
