-->
    |


Perjalanan Seorang Aktivis: Mengenang Muhdi Abdurrahman

Almarhum Muhdi Abdurrahman


Oleh : 

MHR. Shika Songge

(Instruktur NDP Nasional)


 INNALILLAHI WA INNA ILAYHI ROJIUN

SAYA dan kita semua keluarga besar Himpumam Mahasiswa Islam (HMI) sedang berduka atas meninggalnya adinda Muhdi Abdurrahman. Seorang yunior, Ketum HMI Cabang Ternate, kader ideologis dari Timur Indonesia yang dimiliki HMI. 

Dia yang menjemput saya ketika saya tiba di airport Ternate. Saya juga menghadiri pelantikannya. Saya duduk semeja bersama almarhum, Ketum Rayhan dan para senior yang lain, sebelum saya berangkat ke Bacan. 

Saya menyimak dengan baik rangkaian Pidatonya yang tersusun rapi. Disampaikan dengan ungkapan yang sistemik. Isi pidato yang tegas dan tajam, sarat dengan pembelaan terhadap agama, bangsa dan negara. Kritik terhadap ekspolirasi tambang yang tak berdeminsi manusiawi merupakan salah satu pesan dalam pidatonya. 

Saya membayangkan almarhum bagai seorang ideolog peradaban, ia membangun paradigma gerakan berbasis pada tauhid. Tauhid melahirkan kerangka pemikiran kebenaran. Kebenaran harus mendasari setiap agenda gerakan, dan kebenaran adalah dasar yang paling asasi untuk mencapai tujuan perjuangan. Tugas utama seorang intelektual, menyuarakan kebenaran kapanpun, dimanapun dia berada, dan menjadikan jalan kebenaran sebagai dasar untuk mencapai masyarakat yang berperadaban. 

Malam sekitar jam 20: 30 WIT dia dan kawan kawan pengurus menghantar saya ke Kapal laut untuk berangkat ke Bacan. Menjelang kami ke dermaga, adinda almarhum hendak mengambil tas saya untuk dipanggul, tetapi saya mencegat karena dia ketua umum, pimpinan pergerakan. Tapi seyara memeluk saya, almarhum menyapaikan kalimat yang tak kuduga "abangkan guru saya, guru kami di HMI". saya pun memeluknya, terasa ada getaran kekaderan.


Terakhir saya bertemu kembali dengan dinda yang tercinta, activis pejuang di arena Sekolah Ideologi Politik, Strategi dan Taktik di Kota Malang. Saat itu, almarhum duduk terdepan di sebelah kanan dari arah saya. Ia menyimak dengan khusus kajian yang sampaikan.

 Mengakhiri materi, saya dedikasikan Piagam Penghargaan saya sebagai pembicara kepada almarhum. Beliau, saya pandang sebagai salah satu peserta yang memiliki visi dan komitmen ideologis kader HMI. 

Di sela-sela Sekolah Instruktur Ideopol itu, dia bersama Ketua BPL Cabang Ternate juga peserta sekolah Instruktur Ideopolstratag, kepada saya keduanya memaparkan agenda Training Raya akan digelar di bulan Oktober. Training Raya baru saja diputuskan melalui rapat online, demikian tegasnya. Dan mengharap kesediaan saya untuk hadir pada agenda tersebut. 

Training Raya sedang dalam proses, beliau telah mendahului kita semua. Dalam proses persiapan Training Raya beberapa kali kami ber-WA untuk saling meneguhkan dan mendoakan. 

Saya dengar dari Syafruddin, Mantum Ternate dan sekarang Wasekjen PB HMI, juga adinda Sumarlin bahwa dua minggu lalu almarhum memimpin aksi bersama HMI dan komponen Mahasiswa lainnya menyoal eksploitasi Tambang di Maluku Utara. 

Selamat jalan adindaku Muhdi Abdurrahman, menuju perkampungan abadi, perjumpaan dengan Tuhanmu. Adinda telah meninggalkan lukisan tinta emas, legasi dan dignity sebagai aktivis islam.

Saya berharap pidato almarhum saat pelantikan itu kalau boleh ditranskrip dan diabadikan sebagai motivasi dan pembelajaran untuk adik-adik yunior yang di negeri kesultanan Ternate khususnya.

Selamat jalan adik, semoga perjalananmu menuju kampung keabadian dengan husnul khotimah. Abang hanya mengiringi dengan munajah doa-doa terbaik. Suatu saat bila Allah izinkan, abang akan menziarahi makamu di Ternate. Selamat jalan dindaku.

Komentar

Berita Terkini