-->
    |


MEMBACA KEMBALI PARTAI POLITIK KITA

   


Oleh : Ariyanto A Gani

(Kader HMI Cabang Tidore)

Tulisan ini merupakan pembahasan lanjutan dari tulisan dengan tajuk “Potret Demokrasi Kita”, yang mana dalam tulisan tersebut saya narasikan bahwa problem partai politik, merupakan sebuah masalah serius yang dapat mempengaruhi proses demokrasi dalam negara. Sebab bagaimanapun, partai politik tetaplah menjadi pintu masuk untuk menggapai kekuasaan.

Jika ditarik kebelakang, partai politik tentu memiliki sejarah panjang. Pada masa perang Dunia I, telah timbul klarifikasi partai berdasarkan ideologi dan ekonomi, yakni partai “kiri” dan “kanan”. Pembagian kiri dan kanan, sejarahnya berasal dari revolusi Prancis. 

Waktu sidang parlemen di Prancis pada tahun 1879, mereka yang mendukung raja dan struktur tradisional duduk di sebelah kanan, sedangkan mereka yang ingin melakukan perubahan dan reformasi duduk di sebelah kiri raja. Menjadi pertanyaan, apakah di Indonesia skema kiri dan kanan masih dipakai ? ataukah telah berubah. Dalam hal ini, penulis mencoba menguraikan secara perlahan.

Memahami Partai Politik

Miriam Budiardjo dalam bukunya “ Dasar- Dasar Ilmu Politik”, menarasikan cukup jelas berkaitan dengan partai politik. Dalam buku tersebut, Miriam menggunakan defenisi dari dua orang tokoh, yakni Carl J Friedrich, dan Sigmund Naumaan. Carl J Friedrich mengatakan bahwa partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya.

Sigmund Naumann juga membahasakan sesuatu yang hampir mirip. Ia mengatakan bahwa partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik, yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau dengan golongan lain yang memiliki pandangan berbeda.

Fungsi Partai Politik Dalam Negara Demokrasi

Setiap partai politik tentu memiliki ideologi serta tujuan yang berbeda-beda. Partai politik di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, ada yang lebih cenderung ke ideologi nasionalis, ada juga yang kecenderungan mengarah kepada agamais. Namun, menurut hemat penulis, tujuan utama partai politik dalam negara demokrasi idealnya harus sama, yakni memperjuangkan suara rakyat di parlemen dan pemerintahan. Serta melakukan aktifitas yang memihak pada kepentingan rakyat. Dalam negara demokrasi, harusnya partai politik memiliki beberapa fungsi yakni, sebagai sarana komunikasi politik, sebagai sarana sosialisasi politik, rekrutmen politik, serta penyelesaian konflik.

Pertama, komunikasi politik. Dalam hal ini, partai politik mejadi penyambung lidah kelas akar rumput. Berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan berbeda-beda harus mampu di diwadahi oleh partai politik melalui anggotanya yang sedang menduduki jabatan di parlemen. Selain itu, partai politik juga harus menjadi komunikator dari pemerintah untuk rakyat. Dengan menjalankan fungsi ini, partai politik menjadi perantara dalam bursa ide.

Kedua, sarana sosialisasi politik. Memimjam apa yang disampaikan oleh M Rush, seorang sosiolog, mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses yang melaluinya orang dalam masyarakat tertentu belajar mengenal sistem politiknya, proses inilah yang dapat membentuk sistem dan reaksi masyarakat dalam politik. Partai politik melakukan fungsi ini dengan menggunakan media masa, sosialisasi serta dengan pendekatan yang beragam.

Ketiga, rekrutmen politik. Menurut penulis, rekrutmen politiklah yang paling menentukan kualitas dari partai . Rekrutmen politik tertuju pada masalah kepemimpinan, serta pengkaderan untuk anggota partai yang nantinya menduduki jabatan di pemerintahan dan parlemen. Dalam proses rekrutmen ini, partai politik harus betul-betul mampu menyeleksi anggotanya, sesuai dengan konstitusi dan ideologi partai.

Keempat, penyelesaian konflik. Dalam penerapam fungsi ini, partai politik harus berada di tengah-tengah, antara rakyat dan pemerintah. Anggota partai yang menduduki jabatan di parlemen, tentu harus menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemrintah. Sedangkan anggota lain yang kebetulan mengisi kursi kekuasaan haruslah memperbaiki dari dalam pemerintahan itu sendiri, agar tidak ada yang menindas maupun ditindas. Seracara ringkas dapat dikatakan bahwa partai politik dapat menjadi penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara dan pemerintahannya.

Wajah Partai Politik Hari Ini

Menurut penulis, walaupun memiliki fungsi sebagai wadah komunikasi, sosialisasi, rekrutmen, dan penyelesaian konflik dalam politik, nyatanya wajah partai politik kita tak seideal itu. Alih-alih menjadi harapan masyakat, partai politik justru melahirkan banyak dosa untuk negara kita. 

Berdasarkan data penindakan hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sejak 2004-2023, jumlah kasus korupsi yang melibatkan anggota parpol menduduki posisi tiga dengan 344 kasus, itupun belum terdeteksi untuk 2024-2025. Kasus Tipikor tertinggi melibatkan kalangan swasta sebanyak 430 kasus dan pejabat eselon I,II,III dan IV sebanyak 371 kasus. (Pusat Edukasi Anti Korupsi, 02/03/2025)

Tingginya kasus korupsi ini, karena orang-orang yang masuk dalam partai politik tidak lagi dilihat dari kualitas tetapi popularitas serta finansial. Partai politik tak lagi menjadi lembaga pengarah dalam sistem demokrasi, malahan mejadi perusahaan milik pribadi. Bahkan keputusan subjektif dan keliru dari ketua umum atau tokoh sentral partai, mejadi keputusan partai yang mengikat semua pengurus dan anggota. Bilamana keputusan ini acapkali tak memihak kepada rakyat tetapi lebih kepada kepentingan oligarki semata.

Terakhir penulis ingin sampaikan bahwa, ketua partai harusnya tidak boleh menjadi seorang presiden, gubernur, maupun bupati dan walikota. Karena hal ini bisa mematikan fungsi DPR, DPR yang awalnya ingin meneruskan keresahan masyarakat, harus tunduk dan patuh kepada ketua yang memegang jabatan eksekutif, jika keresahan tersebut dapat mengusik sang ketua. Memang dalam demokrasi siapapun bisa mencalonkan diri, namun menurut penulis harus ada aturan yang mengatur terkait ini.

Memang tidak mudah untuk mencapai yang namanya pemerintahan yang bersih dan teratur, namun dengan semangat dan kegigihan semua pasti bisa terwujud. Sekian...


Komentar

Berita Terkini