![]() |
| Kegiatan tersebut menghadirkan psikolog Nirmala Irianti Fatati, S.Psi (tengah) sebagai narasumber utama. |
Ternate, Reportmalut.com — Menjelang senja di Kedai Tulang Ikan, Kelurahan Dufa-Dufa, Kota Ternate, suasana hangat terasa saat sejumlah ayah berkumpul menikmati segelas Air Guraka khas Maluku Utara. Pada Rabu (12/11/2025) sore itu, mereka mengikuti kegiatan "Ngobrol Perkara Gati" yang digagas oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Maluku Utara bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara.
Kegiatan tersebut menghadirkan psikolog Nirmala Irianti Fatati, S.Psi sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Nirmala menekankan bahwa pengasuhan anak bukan hanya tanggung jawab seorang ibu, tetapi juga ayah sebagai figur utama dalam keluarga.
"Peran ayah sangat penting dalam pola asuh anak karena berkontribusi terhadap perkembangan karakter, emosi, kognitif, dan sosial anak," ujar Nirmala.
![]() |
| Seorang peserta bertanya dalam sesi tanya jawab, yang juga sebagai Ayah bertanya tentang pola asuh anak dan pembentukan karakter anak diusia Dini |
Suasana menjadi menarik saat sesi tanya jawab berlangsung. Salah satu peserta,Pak Rusdi, mengaku masih menerapkan pola asuh keras terhadap anaknya.
“Kalau dia melakukan kesalahan, maaf, saya pukul. Apa itu salah?” tanyanya polos.
Menanggapi hal itu, Nirmala menegaskan bahwa kekerasan dalam mendidik anak, sekecil apa pun bentuknya, tidak bisa dibenarkan.
“Mendidik anak tidak perlu dengan kekerasan. Didiklah dengan lembut dan penuh cinta. Jangankan memukul, mencubit saja tidak boleh karena bisa berdampak pada psikis anak hingga dewasa,” jelasnya.
Selain soal kedisiplinan, peserta juga menyinggung kebiasaan memberi uang jajan berlebih. Menurut Nirmala, kebiasaan itu bisa menumbuhkan sikap konsumtif pada anak.
“Memberi uang jajan terlalu besar justru dapat membuat anak boros dan kurang menghargai uang,” tambahnya.
![]() |
| Foto bersama setelah kegiatan |
Sementara itu,Kepala Perwakilan Kemenukbangga/BKKBN Maluku Utara dr. Victor Palimbong, M.KM., ALFO-K, menegaskan pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Menurutnya, kondisi fatherless atau kurangnya kehadiran ayah dalam tumbuh kembang anak menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama.
“Peran ayah dalam pola asuh sangat penting. Fakta fatherless ini menjadi tantangan besar yang harus kita ubah,” tegas dr. Victor.
Ia juga optimistis bahwa Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Maluku Utara akan terus berkembang dan mencapai target 100 persen keterlibatan ayah dalam pengasuhan keluarga.
“Kemarin kita sudah membentuk komunitas GATI lewat kegiatan senam pagi, dan hari ini kita lanjutkan dengan Ngopi — Ngobrol Perkara GATI — bersama para ayah dan calon ayah di Dufa-Dufa,” ungkapnya.
Sebagai informasi, GATI merupakan program nasional yang diinisiasi oleh Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Program ini bertujuan mendorong ayah agar tidak hanya menjadi pencari nafkah, tetapi juga terlibat aktif dalam pendidikan, perlindungan, serta pembentukan karakter anak demi terwujudnya keluarga yang berkualitas.


