ist |
Inflasi yang tidak stabil dan sangat rendah dapat menyumbang tidak terwujudnya sebuah kesejahteraan masyarakat disuatu daerah.
Penulis: Hairil. S
Menekan inflasi membutuhkan kerjasama serta kerja keras seluruh elemen yang bertanggungjawab dinegara ini. Inflasi tidak akan mampu dikendalikan dengan baik akan menemukan jalan terjal yang panjang dan licin.
Melaju dengan bebas dan mengorbankan masyarakat, sehingga pemerintah harus memiliki metode inovasi agar dapat menekan invlasi yang terngah terjadi.
Daya konsumsi masyarakat didesa dan dikota tentunya memiliki persepesi yang berbeda dalam gaya dan daya konsumsinya. Dikota, masyarakat tidak terlalu persoalkan daya beli mereka terhadap kebutuhan konsumsi.
Sebaliknya, didesa merupakan masyarakat dengan struktur penduduk miskin yang jauh dari kesejahteraan, dan sangat rentan terhadap gaya beli mereka. Terutama jika harga beli meningkat.
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Perilaku masyarakat didesa dan dikota dapat dibedakan dari harga kebutuhan keseharian (Sembako).
Perbedaan pada daya beli masyarakat disesuaikan dengan tingkat konsumsi pada saat harga sekelompok barang kebutuhan dipasaran naik, inflasi terjadi sesuai karateristik kultur serta kebiasaan tingkat kinsumsi.
Untuk itulah, menekan inflasi dengan upaya dapat menyesuaikan metodenya yang efektif sesuai karateristik masyarakat merupakan kunci inovasi agar laju inflasi yang terjadi bisa di kendalikan.
Dari Data BI- bulan mei 2016, inflasi 3,33%, pada desember 2016 inflasi menurun 3,02%. Angka ini meningkat pada juli 2017 sebesar 3,88%.
Data tersebut, dapat kita lihat angka inflasi meningkat dibeberapa bulan dari akhir 2016 sampai pertengahan 2017.
Mengendalikan laju inflasi dapat dilakukan dari banyak sisi, selain perubahan daya beli masyarakat. Perubahan tingkat konsumsi air bersih, listrik dan jasa pelayanan juga sangat menentukan terjadi inflasi.
Pemerintah dengan melakukan survei serta pengkajian berdasarkan temuan perubahan dilapangan (masyarakat), setelahnya menawarkan metode sebagai solusi dan sampai pada tahap respon balik menekan inflasi dengan inovasi.
Sehingga data inflasi itu nantinya akan digunakan untuk menilai program pengendalian inflasi di masing-masing daerah berjalan efektif.
Daerah khusunya didesa, meskipun dalam bahasa ekonomi dan struktur kehidupan atau pun gaya hidup mungkin bisa saja tertinggal dan jauh banding dengan kota.
Namun secara nasional, kontribusi konsumsi dari satu item komponen terhadap garis kemiskinan mencapai 73 persen. Artinya secara keseluruhan. Dapat kita lihat bahwa komponen penting dalam kehidupan masyarakat baik desa atau dikota secara nasional adalah makanan.
Lahirlah ketidakberdayaan tingkat beli masyarakat desa yang jauh ukuran pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, muncul dua kemungkinan utama terjadi adalah kemiskinan dan inflasi.
Pada kenyataannya, apabila terjadi kenaikan bahan makanan, misalnya untuk komoditas beras sekitar 10 persen, daging 7 persen atau pakaian dan lain-lain maka orang miskin baru di Indonesia bertambah kurang lebih sekitar 1,1 sampai 1,2 juta orang.
Tingkat inflasi yang tidak dapat dikendalikam akan menyebabkan membengkaknya kandungan kemiskinan ditengah lungkungan sosial. Kesulitan masyarakat dalam pendapatan mendorng ruang ini semakin lebar lagi.
Kita lihat BI dengan memangkas Target Inflasi 2017 kemarin hanya 3-3,5 Persen. Sehungga prediksi 2018 ini merupakan permulaan untuk pangkar inflasi lebih besar dari tahun sebelumnya.
Bagaimana dengan investasi disemua sektor?
Menjawab terjadinya inflasi yang imbasnya terhadap pertumbuhan investasi disejumlah investasi sektor produktif akan memberikan pesan kritis bahwa investasi sektor tertentu harus mendapat respon baik selain mencari solusi menekan angka inflasi.
Kebebasan ekonomi, pasar adalah sentra semua aktivitas bermula. Sebagai penentuan kebijakan harga suatu barang tentunya dipastikan sesuai dengan standar aturan dan peraturan berlaku. Sehingga pemerataan harga untuk kebutuhan pokok dapat diorfanisor dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat.
Ketika bicara tentang inflasi, bukan hanya desa atau wilayah yang jauh dari jangkauan pemerintahan pusat. Sebab pertumbuhan ekonomi nasional diukur dari potensi pendapatan masyarakat baik didesa maupun masyarakat kota.
Semakin lambat pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara maka semakin tinggi tingkat inflasi terjadi dan begitupun sebaliknya.
Penghambatan pendapatan (ekonomi) jangka panjang, menengah dan jangka pendek terjadi ketika inflasi tidak lagi terkintrol oleh rentetan kebijakan terbaru sebagai inovasi dan solusinya.
Masih pada data BI per 2017 di bulan agustus, inflasi menurun dari angka 3,88% menjadi 3,82%. Pada bulan sebelumnya walaupun terdapat peningkatan. 2017 diprediksi pemerintah dan BI mampu menekan angka inflasi ke angka yang lebih rendah lagi.
Hal ini dapat dilihat, sebagaimana data BI per 3,30% pada november 2017. Namun terdapat peningkatan pada desember 2017 sebesar 3,61%. Pemerintah dan BI dalam menemukan solusi inovasi untuk menekan inflasi terjadi di 2018. Maka kerjasama dan merupakan Metodenya.
Mengakui adanya inflasi yang rendah akan mendorng daya beli masyarakat terhadap kebutuhan hidup. Untuk menekan tingkat inflasi, kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah serta bank Indonesia untuk menaggulangi kemungkinan lain terjadi dalam aktivitas pasokan dan stok barang.
Ketersediaan pasokan dan stok akan mampu dikendalikan jika dari pemerintah pusat, daerah dan BI sama-sama menjaga dan menemukan solusi kreatif untuk inflasi.
Bebeapa daerah lainnya, masih belum mampu menekan kenaikan harga komoditas unggulan, hal ini dikarenakan tingkat kerjasama antara pemangku kepentingan masih sering berseberangan dengan kebijakan inti yakni peraturan harga komoditas dan peran aktif solusi inovasi untuk menekan inflasi ke angka terendah.
Menyambut 2018, indonesia dalam upaya menekan angka inflasi ke angka terendah dan dapat mengontrol harga komoditas disemua daerah. Sehingga potensi kemiskinan dapat juga ikut terkontrol dengan kebijakan inovasi yang mumpuni dan cerdas dari kerjasama.
Dari itulah, kebijakan mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah mengontrol serta merealisasikan bentuk metode inovasi yang telah ditemukan dari lembaga pemangku kebijakan.