-->
    |


Pembagian Kalender Diknas Kepsul Jadi Polemik


SANANA - Pembagian Kalender Tahun 2020 oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) ke siswa PAUD, TK dan SD, di Kecamatan Sanana dan Sanana Utara Senin (4/2) menjadi bumerang. Pasalnya, dalam kalender tersebut hanya menampilkan foto Bupati Kepsul, Hendrata Thes dan Kadis Pendidikan Ishak Umamamit tanpa foto Wakil Bupati, Zulfahri A. Duwila

Bahkan, kalender tersebut tertulis ucapan terima kasih kepada Hendrata atas kepimpinannya, Diknas bisa mendapatkan bantuan 12 program diantaranya bantuan Dana Operasional Sekolah (BOS), bantuan guru non PNS hingga pengangkatan tenaga honorer dan kontrak.

Terkait itu, Ishak saat dikonfirmasi membantah melakukan sosialisasi terhadap Bupati sebagai calon Bupati. Menurutnya, kalender itu tersebut merupakan program pendidikan dan capaian pendidikan. Menurutnya, selama ini capaian dan program pendidikan hanya diketahui oleh dinas saja. Ishak bahkan berani bersumpah terkait itu. "Tidak ada indikasi lain, saya sumpah karena  program dinas, itu semata-mata kita sosialisasi program pendidikan saja, "katanya.

Disinggung tanpa foto Wabup Zulfahri, Ishak tak menepis jika foto Bupati dan dirinya itu memang keinginannya dengan tujuan mensosialisasikan program agar masyarakat bisa menanggapi capaian program. Kebetulan program ini berpapasan dengan momentum politik.

"Iya itu betul, hanya saya dan Bupati kebetulan publikasi pendidikan itu ada anggaranya dan itu murni tidak ada sosialisasi," jelasnya.

Untuk program beasiswa kata Ishak, Diknas telah menyalurkan bantuan siswa berprestasi dan siswa kurang mampu ke 350 siswa di Sula. "Sekali lagi saya katakan itu tidak ada maksud lain, "tandasnya.

Sementara Ketua Komisi II Sahrul Fatgehipon menyatakan, akan segera memanggil Ishak untuk meminta klarifikasi terkait pembagian kalender tersebut. Politisi PDIP itu tak mau berspekulasi sebelum mendengar klarifikasi. "Terkait itu nanti kita RDP, apa ada unsur politik atau tidak kita harus konfirmasi juga, "katanya.

Sementara Ketua Bawaslu Kepsul Iwan Duwila menuturkan, dirinya masih berkoordinasi dengan komisioner yang lain. Sebab, kata Iwan, sejauh ini belum ada penetapan dari KPU terkait calon Bupati sehingga sulit dijadikan sebagai temuan.

"Kalau kita lihat bakal calon berarti banyak maka bisa saja mereka juga bisa membuat kelender sebagaimana di atas, namun kita juga belum bisa pastikan kedepan akan ditetapkan sebagai calon oleh KPU atau tidak, "ujar Iwan.

Disisi lain, Akademisi STAI Babussalam Sula Sahrul Takim, justru menilai 12 poin yang tertulis di kalender tersebut merupakan program lama. Dana BOS kata Sahrul sudah ada sejak masa pemerintahan sebelumnya, bahkan direalisasikan sejak 2015.

"Dana BOS dibayarkan langsung dari Kementrian melalui APBN, bantuan Guru Non PNS, kalau yang dimaksud  adalah bantuan tenaga guru PTT,  itu juga sudah di tetapkan di pemerintahan sebelumnya," ungkap Sahrul kemarin.

Demikian juga bantuan operasional pendidikan TK, lanjut Sahrul, juga sudah ada pada pemerintahan sebelumnya. Bantuan Guru Daerah Terpencil (Dacil) merupakan kucuran dana langsung APBN melalui Kementrian Pendidikan.

"Pengangkatan guru kontrak dan guru honor, itu juga ada sejak kepemimpinan Bupati Ahmad Hidayat Mus dan saya sendiri saksinya, tunjangan sertifikasi itu juga dana APBN, dan itu sudah lama diterapkan, "katanya.

Sahrul bilang, Pemda dianggap berprestasi jika bisa mengatasi masalah angka putus sekolah di Sula sesuai data dari BPS. Baginya yang dilakukan oleh Ishak sangat politis dan melanggar kode etik sebagai ASN. "Kalau masalah tersebut selesai baru disebut prestasi, "ujarnya.

Senada, salah satu pemerhati pendidikan Sula, Irawan Duwila mengaku poin capaian yang tertulis di kalender justru bertolak belakang dengan kondisi di lapangan. Dia lantas mencotohkan bantuan dana BOS yang disalurkan secara berjenjang namun masih banyak kondisi sekolah yang memperihatinkan seperti SMP satu atap Desa Wailoba. "Disana meja kursi dan papan tulis tidak ada, guru malas mengajar jadi anak sekolah banyak yang tidak bisa bersekolah, "ungkap Irawan kemarin.

Untuk itu, lanjut Irawan dirinya meminta agar Diknas mestinya fokus membenahi pendidikan terutama di daerah terpencil.

"Ada banyak bantuan tapi tidak sebanding dengan kondisi di lapangan, "pungkas Ketua Gravity Learning Center itu. (KS)
Komentar

Berita Terkini