-->
    |


Alifan Kene : Pemkot Tidore Merekayasa Sejarah Masyarakat Bobo


Tidore – Kunjungan Sultan Tidore ke Kelurahan Bobo untuk melakukan dialog “Bacarita Gam”, Senin, (26/10), bertempat di lingkungan Soaloko Kelurahan Bobo menjadi salah satu moment penting untuk masyarakat Bobo. Hal itu lantaran selama ini orang menganggap asal usul masyarakat Bobo dari Papua.

Salah satu Tokoh Muda, Alifan Kene saat di konfirmasi repotrmalut.com, Selasa, (27/20), mengatakan bahwa pemerintah Kota Tidore merekayasa sejarah kampung Bobo, dan itu merupakan pembohongan besar.

“Setelah bertemu dan berdialog dengan Sultan Tidore, Husain Syah, kami sesalkan pernyataan Pemerintah Kota Tidore terkait asal usul masyarakat Bobo. Menurut Pemkot, mastarakat bobo merupakan masyarakat Papua yang di bawa Oleh kesultanan Tidore dan di tempatkan di kelurahan Bobo. Hal ini merupakan  bentuk pembohongan sejarah yang sengaja di rekayasa untuk dikonsumsi oleh publik karena tidak di sertai dengan bukti yang kuat. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi terkait sejarah masyarakat Bobo dari pihak kesultanan Tidore”

Pernyataan ini telah membuka ruang konflik antar masyarakat, lanjut Alifan, sebab setahu yang berdomisili di kelurahan Bobo sendiri, terdiri dari berapa keluarga besar dengan marga besar yakni Marsaoly, Suriname, Kamari, Dara, Sula, Fabanyo, Lacing dan beberapa marga besar yang belum kami identifikasi. 

"Pertanyaan kami, dari sekian marga ini yang termasuk keluarga besar Papua itu dari marga yang mana?. Jangan sampai, kalian hanya membuat kegaduhan sejarah tanpa bukti dan penelitian yang mendalam," Tegasnya

Dari cerita orang tua, kata Alifan, memang ada jejak keluarga Papua yang hidup di sekitar kelurahan Bobo berapa ratus tahun lalu, namun belum bisa diperjelaskan asal usulnya. Sehingga kami meminta pihak kesultanan Tidore maupun pemerintah kota memperjelas persoalan ini. 

Sehingga, dalam pertemuan bacarita Gam, Alifan beserta warga meminta kebijaksanaan Sultan Tidore, untuk melihat masalah tersebut dan meminta pemerintah Kota Tidore untuk menarik kembali pernyataan yang ada dalam video berdurasi kurang lebih 23 menit dengan tema “ Sejarah Tidore” pada Channel Akun Youtube Muhammad Basir.

Selain itu, juga ada pernyataan Dinas Pariwisata kepada Menteri keuangan Sri Mulyani saat berkunjung beberapa waktu lalu yang dilansir (klikpositif.com pada Jumat, 16/03/2018) dengan tema “Sri Mulyani Terima Gelar “Ngofa Bangsa Maguraci” dari Sultan Tidore, Ini Kisahnya”.

“Oleh karena hal itu, kami meminta pemerintah kota Tidore kepulauan segera menarik Kembali pernyataan ( Video maupun Opini ) tesebut yang telah beredar serta mengklarifikasi untuk kebenaran sejarah”, tutupnya. (Bbs).


Komentar

Berita Terkini