Ternate, Reportmalut.com – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) menggelar Kampanye Pemutakhiran Pendataan Keluarga di Kota Ternate pada Senin (11/08/2025).
Sekretaris Kemendukbangga/ BKKBN RI, Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D., dalam pemaparannya, menegaskan pentingnya pengelolaan bonus demografi secara optimal agar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di mana Berdasarkan proyeksi BPS, Indonesia saat ini berada di puncak bonus demografi, dengan 69,58% penduduk berada di usia produktif pada tahun 2024.
“Jendela peluang ini terbatas. Jika berhasil dimanfaatkan, bonus demografi dapat memperkuat daya beli, meningkatkan tabungan pemerintah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun jika gagal, justru berpotensi menjadi beban,” ujar Prof. Budi dihadapan sejumlah awak media yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Prof Budi memaparkan sejumlah data yang menunjukkan pada 2024, rasio ketergantungan berada pada angka 1:5,6, artinya satu lansia dibiayai oleh 5,6 orang usia produktif. Namun pada 2045, angka ini diproyeksikan turun menjadi 1:3,2, sehingga beban ekonomi per individu akan meningkat lebih dari 100%.
Kondisi prasyarat pemanfaatan bonus demografi di Indonesia masih jauh dari ideal, di antaranya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang hanya 68%, TPAK perempuan di sektor formal 35,5%, dan rasio pajak terhadap PDB hanya 10,31%.
Selain mengoptimalkan bonus demografi, pemerintah juga bersiap menghadapi tantangan aging population. Pada 2045, jumlah lansia diperkirakan mencapai 20,3% populasi.
“Aging population bukan semata beban, melainkan bisa menjadi bonus demografi kedua, jika lansia tetap sehat, produktif, dan berdaya Visi Indonesia Emas 2045 hanya dapat tercapai jika kita mengelola bonus demografi dengan bijak, sekaligus memberdayakan lansia agar tetap menjadi aset bangsa,” tutup Prof. Budi.