-->
    |


KOPI RINDUKU HIJAU HITAM



Oleh : Muhammad Subhan


Baiklah, akan kuceritakan semua.
Tanpa penggalan, tanpa tunggu yang berarti dua...
Semua tahu, bahwa serahnya telah kita terima! Tapi kenapa selalu ada luka yang menganga? Apakah Kau sengaja?
Ataukah niatmu yang salah?

Heii..
Kau akrobati aku, diiring musik yang memecah dada, Kau beri racun yang telah kau takar dengan hitungan absah.,
kau gelindingkan bara yang membakar kaki hingga pangkal kepala,
kau sayat hati dengan kasarnya tanpa ingin tahu bahwa kami masih hitam belia,
telak kau putusi ikhtiarku menerjang gelombang menuju hijaunya.
Kau dosai kami atas namanya dengan tidak menggeleng kepala.
Kenapa? Kenapa tak kau penggal kepalamu saja?

Tuan, Sajakku kini tak ada habisnya.
Ruang kosong kuseruputi dengan kopiku yang bernama rindu.
Rinduku tentang cinta itu: tentang tertib Indah-Namanya, Asas-Tunduk Patuhnya, tujuan-dengan lima Kualitasnya, sifat-bebasnya, fungsi-mulianya, peran-Sucinya, serta keringat darah-panjang sejarahnya!

Kalian juga, yang sudah duda dengan akadnya, yang sudah tua, yang telah duduk diempuk hijaunya: Kalian harusnya lebih peka, lebih paham tentang roda ini akan dibawa kemana!
Bukan membuat roda-roda kecil yang memecah jalan juang cinta kita. Apakah kasih kalian tidak untuk kita? Jika benar iya, semoga kalian tidak dikutuk olehnya!

Kopi rinduku memang kubekukan dengan sabar yang cukup lama. Tapi sudahlah,.. Aku-ku dan Aku-mu telah menjadi kita.  Tapi kau dan kalian diam saja, dosai dia, telanjangi dia, dan cekiki lehernya!

Lihatlah, ketika tiba waktunya: Kopi rinduku akan meminta cintanya. Tunggu Saja!

Ternate, 15/09/17
Komentar

Berita Terkini